Senin, 07 Maret 2016

makalah Istighosah

ISTHIGOTSAH

 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pola hidup era sekarang yang berkecenderungan hedonis (glamour) dan materialistik (ukurannya materi/uang), lebih banyak menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan manusia, bahkan cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan yang ada pada manusia tersebut.
Dampaknya sangat terasa, manusia cenderung terisolasi, mengalami keterasingan diri, jiwa a-sosial dan abai terhadap sesama. Istigosah hadir sebagai cara atau media meminimalisir hal tersebut. Sebagai kegiatan yang cenderung banyak mengandung dimensi ibadah (didalamnya ada unsur bermunajat kepada Allah), lebih dari itu istigosah juga banyak dimensi sosial di dalamnya. Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan panjang lebar tentang istighotsah dan perannanya dalam kehidupan manusia yang mendamba kedamaian. 

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari Istighotsah itu?
2.      Apa hakekat Istighotsah itu?
3.      Ada berapa macam dan hukum Istighotsah itu?
4.      Bagaimana do’a yang dibaca dalam Istighotsah itu?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui apa Istighotsah itu
2.      Mengetahui macam-macam Istighotsah
3.      Mngetahui hukum melakukan Istighotsah
4.      Mengetahui dan mengamalkan do’a dalam Istighotsah


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Istighotsah
Kata “istighotsah” استغاثة berasal dari “al-ghouts” الغوث yang berarti pertolongan. Dalam tata bahasa Arab kalimat yang mengikuti pola (wazan) "istaf’ala" استفعل atau "istif'al" menunjukkan arti pemintaan atau pemohonan. Maka istighotsah berarti meminta pertolongan. Seperti kata ghufron (غفران) yang berarti ampunan ketika diikutkan pola istif'al menjadi istighfar (استغفار) yang berarti memohon ampunan.
Jadi istighotsah berarti "thalabul ghouts" طلب الغوث atau meminta pertolongan. Para ulama membedakan antara istghotsah dengan "istianah" استعانة, meskipun secara kebahasaan makna keduanya kurang lebih sama. Karena isti'anah juga pola istif'al dari kata "al-aun" العون yang berarti "thalabul aun" طلب العون yang juga berarti meminta pertolongan.
Istighotsah adalah meminta pertolongan ketika keadaan sukar dan sulit. Sedangkan Isti'anah maknanya meminta pertolongan dengan arti yang lebih luas dan umum.
Baik Istighotsah maupun Isti'anah terdapat di dalam nushushusy syari'ah atau teks-teks Al-Qur'an atau hadits Nabi Muhammad SAW. Dalam surat Al-Anfal ayat 9 disebutkan:   
"(Ingatlah wahai Muhammad), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu lalu Dia mengabulkan permohonanmu." (QS Al-Anfal:9)

Ayat ini menjelaskan peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW memohon bantuan dari Allah SWT, beliau berada di tengah berkecamuknya perang badar dimana kekuatan musuh tiga kali lipat lebih besar dari pasukan Islam. Kemudian Allah mengabulkan permohonan Nabi dengan memberi bantuan pasukan tambahan berupa seribu pasukan Malaikat.[1]
Adapun istighostah  menurut ahli nahwu yaitu :
نداء يخلص من شدة أ و يعين على دفع بلية" yaitu : menyeru orang yang dapat melenyapkan kesulitan dan menolong oarang untuk menghilangkan mara bahaya.
Berkata Syeihkul Islam Ibnu Taimiah : " Istigshostah  adalah meminta pertolongan, dalam rangka untuk menghilangkan musibah atau bencana." Seperti istinshor { meminta pertolongan}untuk di menangkan, dan kata isti'anah ( yang berma'na  tholubul 'Auni ( meminta pertolongan ).[2]
Kesimpulannya Istighotsah sebenarnkya sama dengan berdoa akan tetapi bila disebutkan kata istighotsah konotasinya lebih dari sekedar berdoa, karena yang dimohon dalam istighotsah adalah bukan hal yang biasa biasa saja. Oleh karena itu, istighotsah sering dilakukan secara kolektif dan biasanya dimulai dengan wirid-wirid tertentu, terutama istighfar, sehingga Allah SWT berkenan mengabulkan permohonan itu.

B.          Hakekat Istighotsah
Para ulama' seperti al-imam al-hafizh taqiyyudin al-subki menegaskan bahwa istighatsah, tawassul, istisyfa', isti'anah tajawwuh dan tawajuh memiliki makna dan hakekat yang sama. Mereka mendifinisikan istighatsah dan istilah-istilh lain yang sama dengan definisi sebagai berikut:
طَلَبُ حُصُو لِ مَنفَعَةٍ اَوِاندِ فَا عِ مَضَرّ ةٍ مِن لله بِذِكرِ اسمِ نَبِي اَو وَلِي اِكرَامًا لِلمُتَوَ سّلِ به
 (الحا فظ العبد ري، الشر ح القويم، ص )                                                                                  
"Memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah dengan meyebut nama seorang nabi atau wali untuk memuliakan (ikram) keduanya. (Al-Hafizh al-'Abdari, al-Syarh al-Qawim, hal. 378)."
Sebagian kalangan memiliki persepsi bahwa istigatsah adalah memohon kepada seorang nabi atau wali untuk mendatangkan manfaat dan menjauhkan bahaya dengan keyakinan bahwa nabi atau wali itulah yang mendatangkan manfaat dan menjauhkan bahaya secara hakiki. Persepsi yang keliru tentang istighatsah ini kemudian membuat mereka menuduh orang yang beristighatsah kafir dan musyrik. Padahal hakekat istighatsah dikalangan para pelakunya adalah memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah dengan menyebut nama seorang nabi atau wali untuk memuliakan keduanya..
Ide dasar dari istighatsah ini adalah sebagai berikut, Allah SWT telah menetapkan bahwa biasanya urusan-urusan di dunia ini terjadi berdasarkan hukum kausalitas, sebab akibat. Sebagai contoh, Allah SWT sesungguhnya Maha Kuasa untuk memberikan pahala kepada manusia tanpa beramal sekalipun, namun kenyataanya tidak demikian. Allah memerintahkan manusia untuk beramal dan mencari hal-hal yang mendekatkan diri kepada-Nya. Allah SWT berfirman:  
"Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (Q.S Al-Baqarah : 45)
Ayat ini memerintahkan untuk mencari segala cara yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Artinnya, carilah sebab-sebab tersebut, kerjakanlah sebab-sebab itu, maka Allah akan mewujudkan akibatnya. Allah SWT telah menjadika istighatsah dengan para nabi dan wali sebagai salah satu sebab dipenuhinya permohonan hamba. Padahal Allah Maha Kuasa untuk mewujudkan akibat tanpa sebab-sebab tersebut. Oleh karena itu,kita diperkenankan ber-tawassul dengan para nabi dan wali dengan harapan agar permohonan kita dikabulkan oleh Allah SWT.



C.         Macam-macam Istighotsah
Istighotsah di bagi menjadi  tiga  macam :
1.    Yang di perintahkan : yaitu istighostah kepada Allah ta'ala : adapun dalil yang menunnjukkan hal itu adalah firman Allah : " katakanlah : terangkan kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang  kepada kamu hari kiamat apakah kamu menyeru sembahan lain selain Allah jika kamu orang-orang yang benar ! ( tidak ) hanya dialah yang  kamu seru maka dia menghilangkan  bahaya yang   karenanya kamu meninggalkan sembahan-semabahanmu yang kamu sekutukan dengan Allah". ( Al An'am 40-41 ).
Dan firmannya :   "(ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan pada Allah lalu di perkenankannya bagimu sesungguhnya aku mendatangkan  bala  bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang beturut-turut." ( Al Anfal 9 )
2.    Istrighostah yang di perbolehkan : yaitu istighostah (meminta bantuan) kepada seseorang yang   mempunyai sifat hayyun  (hidup), hadir (ada di hadapan), qodir (mampu) Allah berfirma : " maka orang yang dari golongan meminta petolongan kepada ( musa ) untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya." ( Al Qashash 15)
Ayat ini berkenaan dengan orang  berada di  bani isroil yang beristighostah kepada musa untuk mengalahkan  musuhnya dari  fir'aun. Maka beristighostah kepada orang yang sudah meninggal, yang ghoib (jin dan lain sebagainya atau manusia tiada di hadapannya ) ataupun orang yang tidak mempunyai kamampuan, seperti menurunkan hujan dan lain-lain. Ini adalah syirik besar. Do'a adalah ibadah sedangkan istighostah adalah lebih khusus daripada do'a, dan memalingkan do'a kepada selain Allah seperti istighostah, dia adalah musyrik. Orang musyrik tidak akan di ampuni selama tidak bertaubat pada Allah ta'la dengan  taubat nashuha.
3.    Istighostah yang dilarang. Yaitu istighostah kepada selain Allah yang tidak mempunyai sifat hayyun ( hidup ) hadir dan qadir ( mampu ).[3]
D.         Bacaan Istighosah 
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
الفَاتِحَة
(Surat Al-Fatihah)
                                                                                       3x أسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
Saya mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِا للهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Tiada daya untuk menjauhi maksiat kecuali dengan pemeliharaan Allah dan tiada kekuatan untuk melakukan ketaatan kecuali dengan pertolongan Allah

                                      3x   أللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد

Ya Allah. Limpahkanlah rahmat dan kemuliaan kepada junjungan kami Nabi Muhammad berserta keluarganya

                                          40x            لَا إلهَ إلَّا أنْتَ سُبْحَانَكَ إنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ

Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau, Maha Suci Engkau, Sungguh aku termasuk orang-orang yang telah berbuat dzalim

                                                                                   33x          يَا اَللهُ يَا قَدِيْمُ
Wahai Allah, wahai Dzat yang ada tanpa permualaan
                                                                              33x        يَا سَمِيْعُ يَا بَصِيْرُ

Wahai Allah, wahai Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat

                                                                               33x         يَا مُبْدِعُ يَا خَالِقُ

Wahai Dzat yang mewujudkan sesuatu dari tidak ada, wahai Dzat Yang Maha Pencipta

                                                            33x         يَا حَفِيْظُ يَا نَصِيْرُ يَا وَكِيْلُ ياَ اللهُ

Wahai Dzat yang memelihara dari keburukan dan kebinasaan, wahai Dzat Yang Maha Menolong, wahai Dzat yang menjamin rizki para hamba dan mengetahui kesulitan-kesulitan hamba, ya Allah

                                                            33x         يَا خَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أسْتَغِيْثُ

Wahai Dzat Yang Hidup, yang terus menerus mengurus makhluknya, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan-Mu

                                                                                           41x      يَا لَطِيْفُ
Wahai Dzat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

                                                          33x           أسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ إنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

Aku mohon ampung kepada Allah Yang Maha Agung, sungguh Allah Dzat Yang Maha Pengampun

                       3x               أللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتِي أدْرِكْنِي يَا اَللهُ

Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kemuliaan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, sungguh telah habis daya dan upayaku maka tolonglah kami, Ya Allah.


                                                                                             41x      يَا بَدِيْعُ

Wahai Dzat yang menciptakan makhluk tanpa ada contoh sebelumnya

                                                                    33x            حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

Cukup bagi kami Allah, dan Dia sebaik-baik penolong

                 3x        اللهُ أكْبَرُ يَا رَبَّنَا وَإلَهَنَا وَسَيِّدَنَا أنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ

Allah maha besar maha mulia, Wahai Tuhan kami, sesembahan kami, tuan kami, Engkau-lah penolong kami, menangkan kami atas orang­ orang kafir.


حَصَّنْتُكُمْ بِالْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ أبَدًا وَدَفَعْتُ عَنْكُمُ السُّوْءَ بِألْفِ ألْفِ ألْفِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِا للهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Aku mohonkan pemeliharaan untuk kalian kepada Dzat yang maha hidup dan terus menerus mengatur hamba-Nya yang tidak pernah mati selamanya, dan aku tolak dan hindarkan dari kalian segala keburukan dengan sejuta bacaan “La haula wa la quwwata illa billahil aliyyil adzim

                                       3x            الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أنْعَمَ عَلَيْنَا وَهَدَانَا عَلَى دَيْنِ الإسْلَامِ

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat dan petunjuk kepada agama Islam.

                              3x           سَألْتُكَ يَا غَفَّارُ عَفْوًا وَتَوْبَةً وَبِالْقَهْرِ يَا قَهَّارُ خُذْ مَنْ تَحَيَّلَا

Ya Allah, aku memohon ampunan dan taubat yang diterima kepada-Mu Ya Allah yang maha pengampun, dan dengan kekuatan dan kekuasaan-Mu Wahai Dzat yang maha mengalahkan, tundukkan dan hukumlah orang yang melakukan tipu muslihat dan ingin mencelakai kami
الفَاتِحَة
(Surat Al-Fatihah) [4]


Demikian tulisan ini, semoga bermanfaat.. terima kasih






























                                               DAFTAR PUSTAKA

3.      Dr. Sholeh, Moh, Agama Islam untuk Terapi,Surabaya: Pustaka Belajar, 2005.
4.      Mustofa, Syaih Al-Gholayani, Jami’uddurus Arabiyah, Jakarta: Libanon, 1971.
5.      Tim Bahtsul Masail PC NU Jember, Membongkar Kebohongan Buku, Surabaya: Khalista, 2008



















[1]  http://www.piss-ktb.com/2012/05/1521-definisi-istighosah.html
[2]  Dr. Moh. Sholeh, Agma Islam untuk Terapi,(Surabaya: Pustaka Belajar,2005),
hlm. 33-35.
[3]Syaih Mustofa Al-Gholayani, Jami’uddurus Arabiyah (Jakarta: Libanon,1971), hal 119-121.
 [4] http://smstausyah.blogspot.com/2011/06/pengertian-dan-bacaan-dalam-istighosah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar