Senin, 07 Maret 2016

Psikologi Pendidikan Lengkap

BAB II
PEMBAHASAN

1.        Pengertian Psikologi
Psikologi pendidikan berasal dari dua kata yaitu psikologi dan pendidikan. Makna psikologi menurut bahasa yaitu psikologi berasal dari pengindonesiaan dari bahasa inggris psychology,dan istilah ini juga berasal dari kata yunani yaitu psycho yang dapat diartikan roh, jiwa, atau gaya hidup.
Dan kata yang kedua yaitu pendidikan pengertian pendidikan ini menurut kamus bahasa indonesia kontemporer memberi arti  proses pengubahan cara berfikir atau tingkah laku dengan cara pengajaran,penyuluhan dan latihan.
Sehingga dapat disimpulkan psikologi pendidikan secara umum yaitu ilmu yang mempelajari dan meneliti sikap dan perilaku anak didik dalam proses belajar mengajar,yang mana sikap dan prilaku tersebut sebagai expresi dari keadaan jiwa mereka.
Pendapat yang kedua  menyatakan Psikologi pendidikan yaitu psikologi yang menerapkan dan mengembangkan prinsip- prinsip, teori- teori, dan teknik- teknik yang berkaitan dengan pelaksanaan belajar mengajar yang memadai sehingga guru dapat membantu mengarahkan atau membimbing perkembangan murid- muridnya, ke arah sasaran yang tepat atau perkembangan yang maksimal.
Pendapat dari kelompok kami yang telah kami simpulkan dari beberapa pendapat yang ada yaitu Psikologi pendidikan merupakan ilmu yang mempelajari sikap dan tingkah laku anak didik dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan teori-teori dan tekhnik- tekhnik dalam pelaksanaanya, sehingga dapat menjadikan anak didiknya berkembang secara maksimal.
Asas – asas Psikologi  terhadap manusia dan hewan :
1.      Menurut Gleitmen ( 1986 ) : yaitu Ilmu pengetahuan yang berusaha memahami sikap manusia.
2.      Menurut Bruno ( 1987 ) yaitu :
a.    Psikologi adalah mengenai ruh ( didukung oleh Plato dan Aristoteles)
b.    Psikologi adalah mengenai kehidupan Mental ( William) tahun 1979
c.    Psikologi adalah mengenai sikap organisme ( Warson) tahun 1958
3.      Menurut Ensiklopedia Pendidikan ( Poerwakawatja & Harahab) tahun 1981
      Psikologi adalah penyelidikan atas gejala-gejala dan perilaku manusia.
Jadi Kesimpulannya bahwa Psikologi adalah pengetahuan yang menyelidiki dan membahas sikap terbuka dan tertutup manusia, baik individu maupun kelompok di dalam lingkungannnya.

2.        Pengertian Pendidikan
Pendidkan tercantum dalam UUD 1945 Pasal 31. Sedangkan pengertian ada beberapa pendapat.
1.      Menurut KBBI
Pendidikan adalah proses mengubah sikap dam perilaku seseorang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pendidikan dan pelatihan.
2.      Menurut UU no. 20 Tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mengembangkan bakatnya.
Kesimpulannya Psikologi Pendididkan menurut Crow adalah suatu ilmu yang berusaha menjelaskan masalah-masalah yang dialami individu dari lahir sampai mati.

3.        Sejarah Psikologi Pendidikan
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang relatif muda usianya karena pada abad ke 19 atau kurang lebih pada tahun 1879 didirikan laboratorium psikologi dengan menekankan tingkah laku hewan terhadap berbagai macam stimulasi lingungan. Sejak saat itu, nampaknya para ahli psikologi memperluas percobaan dan penelitiannya tidak hanya pada tingkah laku hewan, tetapi juga pada tingkah laku manusia.
Bertolak dari keberhasilan eksperimen terhadap tingkah laku manusia, juga ada nilai manfaatnya terhadap kehidupan manusia, maka eksperimen inipun lebih dikembangkan ruang gerak atau objeknya.
Mengingat ruang gerak psikologi semakin luas, maka gejala jiwa melalui tingkah laku dan perbuatan dalam berbagai keadaan merupakan kawasan psikologi. Karena yang dibahas adalah psikologi belajar, maka terdapat dua pelaku utama yaitu pendidik dan anak didik.
Meskipun tingkah laku dan aktifias antara pendidik dan anak didik merupakan psikologi pendidikan, namun secara khusus yang mengungkapkan tentang sejarah lahirnya psikologi pendidikan dalam berbagai literatur belum terungkap secara pasti. Kalau sekiranya ada yang mengungkapkan, hanya sebatas mengaitkan hasil pemikiran dan kajian para tokoh masa lampau yang lebih mencurahkan pada kegiatan belajar-mengajar baik formal maupu non formal. Hasil kajian tersebut kemudian ditindak lanjuti untuk dibuat konsep dan teori baru.

4.        Manfaat Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan memiliki beberapa manfaat bagi pendidik, diantaranya:
1.      Memberi pelajaran terhadap anak didik,
2.      Mengenal dan memahami kebaradaan setiap anak didik secara utuh,
3.      Memperlakukan anak didik sesuai dengan keadaan jiwa yang sedang dialaminya,
4.      Membantu anak didik dalam mengatasi masalh pribadi yang sedang dihadapi, dan
5.      Mewujudkan tindakan psikologi yang tepat dalam interaksi belajar-mengajar.

5.        Teori Pendidikan

a.      Natavisme
Natavisme dari perkataan nativis yang berarti pembawaan. Menurut teori ini anak sejak lahir membawa sifat-sifat dan dasar-dasar tertentu, sifat-sifat dan dasar-dasar yang dibawa sejak lahir itu dinamakan sifat-sifat pembawan.
b.      Behaviorisme
Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respon pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan (Arya, 2010) 
c.       Konvergensi
Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat, keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan atau disposisi telah ada pada masing-masing individu, yang kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk perkembangannya, maka kemungkinan itu lalu menjadi kenyataan. Akan tetapi bakat saka tanpa pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan tersebut, tidak cukup, misalnya tiap anak manusia yang normal mempunyai bakal untuk berdiri di atas kedua kakinya, akan tetapi bakat sebagai kemungkinan ini tidak akan menjadi menjadi kenyataan, jika anak tersebut tidak hidup dalam lingkungan masyarakat manusia.
d.      Fitrah
Fitrah merupakan suatu pembawaan manusia sejak lahir, dan mengandung nilai-nilai religius dan keberlakuannya mutlak. Di dalam fitrah mengandung pengertian baik-buruk, benar-salah, indah-jelek dan seterusnya.
6.        Pengertian Belajar
Ada beberapa definisi belajar menurut para ahli, diantaranya sebagai berikut :
a.       Hilgand dan Bower, dalam buku Theoris of Learning  (1975) mengemukakan “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang di sebabkan oleh pengalaman yang berulang – ulangdalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat di jelaskan atau dasar kecenderungan respon pembeuran, kematangan, atau keadaan – keadaan sesaat seseorang ( misalnya kelelahan, pengaruh obat, dsb).”
b.      Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan bahwa :
“ Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performancenya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”
c.       Morgan dalam buku Educational Psychology mengemukakan :
“Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”
d.      Witherington dalam buku Educational Psychology mengemukakan “ Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pola reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.”

Dari definisi – definisi yang telah di kemukakan diatas, ada beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu :
a.       Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku
b.      Belajar merupakan suatu yang terjadi melalui latihan atau pengalaman
c.       Untuk dapat di sebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap; harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup penjang.
d.      Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.

7.        Macam-Macam Teori Pokok Belajar

Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin "processus" yang berarti berjalan kedepan. Kata itu mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan.
Menurut Chaplin (1972), proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan.
Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu (Reber, 1988).
Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, akfektif, psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi kearah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.

Macam-Macam Teori Pokok Belajar yaitu :

a.    Teori Koneksionisme
Teori ini sering disebut juga "trial-and-error learning".
Ciri-ciri belajar dengan "trial-and-error learning" yaitu :
1. Ada motif pendorong aktivitas.
2. Ada berbagai respon terhadap situasi.
3. Ada eliminasi respon-respon yang gagal/salah.
4. Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan.
b.    Teori kognitif

Menurut pandangan Gestaltis, semua kegiatan belajar menggunakan insight atau pemahaman terhadap hubungan-hubungan antara bagian dan keseluruhan. Menurut Psikologi Gestalt, tingkh kejelasan atau keberartian dari apa yang diamati dalam situasi belajar adalah lebih meningkatkan belajar seseorang daripada dengan hukuman dan ganjaran.
c.       Teori Humanis
Perhatian psikologi humanistik yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Menurut para pendidik aliran humanistis penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa.

8.        Proses Belajar
a.      Perhatian
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
b.      Memori
Menurut Bruno (1987). Memori ialah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan. Stuktur sistem akal manusia terdiri atas tiga subsistem, yakni :
1. Sensory register (tempat penyimpanan sementara).
2. Short term memory (memori jangka pendek).
3. Long term memory (memori jangka panjang atau permanen).
c.       Elaborasi
Dalarn kegiatan elaborasi, guru mendorong peserta didik membaca dan menuliskan hasil eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen, mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi, membiasakan peserta didik membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis, menyimpulkan bersama, dan menyusun laporan atau tulisan, menyajikan hasil belajar.
9.        Konsep dan Teori Perkembangan Psikologi Pendidikan

Setiap makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan, pasti mengalami peristiwa perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang dimiliki makhluk hidup tersebut, baik yang bersifat kenkret maupun yang bersifat abstrak. Jadi, perkembangan itu tidak hanya pada aspek psikologis saja, tetapi aspek biologis juga.

1.      Teori Psikodinamika Sigmund Freud
           Teori psikodinamika Sigmund Freud lebih dikenal dengan sebutan teori  Menurut konsep ini, Freud memandang bahwa seorang anak yang dilahirkan memiliki dua kekuatan biologis, yaitu libido dan nafsu mati (Monks, 2002). Maksudnya,perkembangan individu ditentukan oleh komponen dasar yang bersifat sosioefektif yakni ketegangan yang ada didalam diri seseorang itu menentukan dinamikanya ditengah- tengah lingkungannya.
2.    Teori yang berorientasi biologis
               Teori yang menekankan faktor biologis ini menitikberatkan pengaruh faktor bawaan atau keturunan, termasuk faktor bakat atau keadaan psikofisik yang dibawa sejak lahir. Perkembanganitu tidak hanya secara spontan saja, melainkan juga harus dimengerti sebagai pemekaran predisposisi yang sudah ditentukan secara biologis.
3.    Konsep yang berorientasi faktor lingkungan
           Konsep lingkungan adalah kelompok konsep yang mementingkan pengaruh lingkungan terhadapperkembangan, termasuk konsep-konsep belajar dan konsep-konsep mengenai sosialisasi. Konsep belajar social memndang belajar sebagai bentuk perubahan atas perilakuseseorang dalam potensi yang relative tetap.
4.    Teori Interaksionisme
                 Teori Interaksionisme atau teori perkembangan kognitif piaget bermaksud memahami aktivitas perilaku manusia seperti perhatian, pembuatan keputusan, pemecahan masalah, belajar, penalaran, dan mekanisme perkembangan (Bordwell, 1989; Feerick, 1995). Konsep interaksionisme mementingkan perkembangan intelektual dan moral. Proses perkembanganmelalui stadium-stadium perkembangan dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, termasuk faktor kematangan, pengalaman, transmisi social, dan interaksi diantara semua faktor-faktor tersebut.

10.    Proses-Proses Perkembangan
                 Proses-proses perkembangan yang dipandang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan belajar meliputi perkembangan motor, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosialdan moral.
1.      Perkembangan Motor ( Fisik )
Adalah proses perkembangan yang progesif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan. Belajar keterampilan fisik dianggap telah terjadi dalam diri seseorang apabila ia telah memperoleh kemampuandan keterampilan yang melibatkan lengan dan tungkai secara baik dan benar. Untuk belajar memeroleh kemampuanketerampilan jasmani ini, ia tidak hanya cukup dengan latihan dan praktik, tetapi juga memerlukan kegiatan belajar berdasarkan pengamatan atau kegiatan belajar keterampilan indriawi-jasmani.
2.      Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif ialah perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan/kecerdasan. Menurut para ahli psikologi kognitif mendayagunaan kapasitasranah kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mendayagunakan kapasitas motor dan sensorinya.
3.      Perkembangan Moral dan Sosial
Perkembangan sosial merupakan proses pembentukan pribadi dalam masyarakat yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa dan seterusnya. Bruno, ( 1987 ). Proses perkembangan moral juga selalu berkaitan dengan proses belajar. Konsekuensinya, kualitas hasil perkembangan sosial sangat bergantung pada kualitas proses belajar baik dilingkungan sekolah keluarga maupun dilingkungan yang lebih luas. Ini bermakna bahwa proses belajar itu sangat menentukan kemampuan individu dalam bersikap dan berpriliku social yang selaras dengan norma moral agama.

11.    Macam - Macam Kecerdasan
               Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Adapun macam-macam kecerdasan sendiri, secara umum  mencakup IQ, EQ, SQ, dan ESQ.
1.        IQ (Intelligence Quotients)
IQ atau yang sering disebut dengan kecerdasan intelektual  ialah kecerdasan manusia dalam kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkanmasalah, belajar, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya.
2.        EQ (Emotional Quotients)
EQ atau kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri, semangat dan ketekunan serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi. Kecerdasan emosioal dianggap sebagai salah satu faktor penting yang dapat mempengruhi terhadap prestasi seseorang (Daniel Goleman, 1999).
3.        SQ (Spiritual Quotients)
Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat membangun dirinya secara utuh. Kecerdasan emosional berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika dihadapkan pada masalah pribadi dengan mencoba menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian dalam hati.
4.        ESQ (Emosional and Spiritual Quotients)
ESQ merupakan gabungan dari EQ (kecerdasan emosional) dan SQ (Kecerdasan spiritual) yang manfaatnya adalah dapat tercapainya keseimbangan antara hubungan horizontal (manusia dengan manusia) dan vertikal (manusia dengan tuhan). ESQ juga dapat membuat kita lebih percaya diri dalam melakukan tindakan.
Kaitan kecerdasan dengan fitrah
Pengertian fitrah dalam hal ini adalah potensi yang dibawa sejak lahir, dan salah satu ciri fitrah adalah manusia menerima Allah sebagai Tuhan, dengan kata lain manusia itu adalah dari asal mempunyai kecenderungan beragama, sebab agama itu sebagain dari fitrah-Nya.
Dan hubungan antara fitrah yang merupakan dasar dari kecerdasan ruhaniyah dengan kecerdasan adalah fitrah dalam hal ini diperlukan untuk mengfungsikan EQ dan SQ secara efektif, bahkan kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan tertinggi manusia sebab spiritual adalah pusat lahirnya gagasan, penemuan, motivasi dan kreativitas yang paling fantastis. Kecerdasan ruhaniyah merupakan inti dari seluruh kecerdasan yang dimiliki manusia karena kecerdasan ruhaniyah dapat mempengaruhi perkembangan beberapa kecerdasan yang lainnya.

12.    Teori Belajar Menurut Al-Quran Dan Hadits
Pada masa periode Utsmani, sudah mulai  didirikan perpustakaan yang berisi kitab-kitab. Tiap-tiap orang bebas membaca dan mempelajari isi kitab itu. Bahkan banyak pula ulama, guru-guru, ahli sejarah dan ahli syair pada masa itu. Tetapi mereka-mereka itu hanya mempelajari kaidah-kaidah ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab, serta sedikit ilmu berhitung utuk membagi harta warisan dan ilmu miqat untuk mengetahui waktu sembahyang. Mereka tidak terpengaruh oleh pergerakan ilmiyah di Eropa dan tidak mau pula mengikuti jejak zaman kemajuan Islam pada masa Harun Ar-Rasyid dan masa Al-Makmun, yaitu masa keemasan dalam sejarah Islam. Demikianlah keadaan pendidikan dan pengajaran pada masa Utsmaniyah Turki, sampai jatuhnya sultan atau khalifah yang terakhir tahun 1924 M.
                                     1.      Sistem Pengajaran di Turki
Sistem pengajaran pada masa Turki yaitu dengan cara menghafal matan-matan, seperti menghafal Matan Al-Jurumiyah, Matan Taqrib, Matan Alfiyah, Matan Sulam dan lain-lain.
Adapun tingkat-tingkat pengajaran di Turki adalah sebagai berikut:
1.      Tingkat Rendah (SR) 5 tahun
2.      Tingkat Menengah (SMP) 3 tahun
3.      Tingkat Menengah Atas (SMA) 3 tahun
4.      Tingkat tinggi (Universitas) 4 tahun[1]
                                     2.      Dasar-dasar pengajaran
1.    Tafsir
2.    Hadits
3.    Bahasa Arab
4.    Bahasa Turki
5.    Filsafat
6.    Sejarah Kebudayaan islam
7.    Ilmu Bumi, dll.
Dasar-dasar pengajaran islam pada masa itu pun masih digunakan sampai sekarang, termasuk di Indonesia. Untuk itu, kita sebagi umat muslim harus mempertahankan warisan ilmu yang telah ada, dan menjadikannya sebagai pedoman hidup kita.
Selanjutnya pada masa reformasi yang dilakukan oleh sultan Mahmud II barulah pelajaran umum banyak yang dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Pelajaran tersebut meliputi:
1.      Bahasa Prancis
2.      Ilmu bumi
3.      Ilmu ukur
4.      Sejarah
5.      Ilmu politik
6.      Sastra, dan
7.      Ilmu kedokteran
Ajaran agama  sebagai pedoman hidup manusia menganjurkan manusia untuk selalu malakukan kegiatan belajar. Dalam AlQur’an, kata al-ilm dan turunannya berulang sebanyak 780 kali. Seperti yang termaktub dalam wahyu yang pertama turun kepada baginda Rasulullah SAW yakni Al-‘Alaq ayat 1-5.Ayat ini menjadi bukti bahwa al-Qur’an memandang bahwa aktifitas belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berupa menyampaikan, menelaah, mencari, dan mengkaji, serta meneliti.
Selain al-Qur’an, al-Hadith juga banyak menerangkan tentang  pentingnya menuntut ilmu. Misalnya beberapa hadist berikut ini, “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim; “carilah ilmu sejak dalam buaian hingga keliang lahat”; ”para ulama itu pewaris Nabi”.

13.    Teori Atau Konsep Belajar Baik Secara Umum Maupun Menurut Pemikir Islam

a.         Teori adalah seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat di gunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi.(sugiyono :alfabeta 1994)
b.        Teori belajar dapat di pahami sebagai kumpulan prinsip umum yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan  atas sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar.
c.         Teori belajar dalam islam artinya kumpulan penjelasan tentang prinsip-prinsip yang berkaitan dengan peristiwa belajar yang bersumber dari al-quran dan al hadist serta khasanah pemikiran intelektual islam.
konsep belajar perlu di pahami agar dalam proses belajar teratur sesuai dengan tujuan belajar yaitu memperoleh imu, mengembangkan dan mengamalkan demi kepentingan umat manusia umumnya dan untuk  mendapatkan  ridho Allah dan mengabdikan diri kepada Allah SWT khususnya.
Adapun dimensi ukhrawi, Al-Zarnuji menekankan agar belajar adalah proses untuk mendapat ilmu, hendaknya diniati untuk beribadah. Artinya, belajar sebagai manifestasi perwujudan rasa syukur manusia sebagai seorang hamba kepada Allah SWT yang telah mengaruniakan akal. Lebih dari itu, hasil dari proses belajar-mengajar yang berupa ilmu (kemampuan dalam tiga ranah tersebut), hendaknya dapat diamalkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kemaslahatan diri dan manusia. Buah ilmu adalah amal. Pengamalan serta pemanfaatan ilmu hendaknya dalam koridor keridhaan Allah, yakni untuk mengembangkan dan melestarikan agama Islam dan menghilangkan kebodohan, baik pada dirinya maupun orang lain. Inilah buah dari ilmu yang menurut al-Zarnuji akan dapat menghantarkan kebahagiaan hidup di dunia maupun akhirat kelak.

14.    Pengertian motivasi
Mc. Donald mengatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. (oemar hamalik,1992:173) perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang  kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.
Motivasi ada dua macam, yaitu :
1.        Motivasi intrinsik
Yaitu motivasi yang tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.Seseorang yang mempunyai motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar . keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan dimasa mendatang.
Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi, motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dari diri sendiri.
2.        Motivasi ekstrinsik
Yaitu motivasi yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik apabila anak didik menempatkan tujuan belajarnya diluarfaktor-faktor situasi belajar. Atau anak didik belajar untuk mencapai tujuan yang terletak diluar hal yang dipelajarinya. Misalnya untuk mencapai angka tertinggi, diploma, gelar, kehormatan.

15.    Teori motivasi belajar
a.      Teori Hedonisme
Hedonism berasal dari bahasa yunani yang berarti kesenangan atau kenikmatan. Hedonisme merupakan sebuah aliran dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat dunia. Teori hedonisme ini berarti manusia lebih mementingkan kesenangan, kenikmatan dunia tanpa berpikir panjang.
b.      Teori insting
Tokohnya adalah Mc.Dougall, menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti tingkahlaku jenis binatang. Tindakan manusia itu di katakana selalu berkait dengan insting atau pembawaan. Dalam memberikan respons terhadap adanya kebutuhan seolah-olah tanpa dipelajari. 
c.       Teori Kebutuhan
Menurut ahli ilmuan jiwa, dijelaskan bahwa dalam motivasi itu ada suatu hierarkhi, yakni ada tingkatannya dari bawah ke atas. Dalam hal ini terdapat beberapa teori tentang motivasi yang selalu berkaitan dengan soal kebutuhan.
Adapun teori-teori tersebut antara lain:                                                                                                               
a.       Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, istirahat dan     sebagainya.
b.      Kebutuhan akan keamanan (security), yakni rasa aman, bebas dari rasa takut dan kecemasan.
c.       Kebutuhan antara cinta dan kasih, di terima dengan masyarakat/keluarga
d.      Kebutuhan memperoleh harga diri
e.       Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, social, pembentukan pribadi.
d.      Teori fisiologis
Teori ini juga disebut “behavior theories”. Menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar  pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Atau disebut sebagai kebutuhan primer, seperti kebutuhan  tentang makanan, minuman, udara dan lain-lain yang diperlikan untuk kepentingan seseorang. Dari teori inilah muncul perjuangan hidup, perjuangan untuk memperjuangkan hidup, strunggle for survival.
Teori belajar
1.      Teori belajar menurut ilmu jiwa gestalt
Gestalt adalah teori belajar yang dikemukakan oleh koffka dan kohler dari jerman. Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lenih penting daripada bagian-bagian. Sebab keberadaan bagian-bagian itu di dahului oleh keseluruhan.
Dalam belajar menurut teori gestalt yang terpentng adalah penyesuaian pertama yaitu mendapatkan respons atau tanggapan yang tepat. Belajar yang terpenting bukan mengulangi hal-hal yang dipelajari, tetapi mengerti atau memahami.
2.      Teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi (sarbond)
Teori asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Penyatupaduan bagian-bagian melahirkan konsep keseluruhan.

16.    Prinsip-prinsip belajar
Dibawah ini adalah prinsip-prinsip belajar menurut teori gestalt
a.       Belajar berdasarkan keseluruhan
Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran  dengan peljaran yang lain sebanyak mungkin. Bahan pelajaran tidak dianggap terpisah, tetapi merupakan satu kesatuan.
b.      Belajar adalah suatu proses perkembangan
Anak-anak baru dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah matang untuk menerima bahan pelajaran itu. Manusia sebagai suatu organisme yang berkembang, kesediaanya mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan jiwa batiniah tetapi juga perkembangan anak karena lingkungan dan pengalaman
c.       Anak didik sebagai organisme keseluruhan
Anak didik belajar tidak hanya intelektualnya saja tetapi juga emosional danjasmaniahnya. Dalam pengajaran modern, selain engajar guru juga mendidik untuk membentuk  pribadi anak didik.
d.      Terjadi transfer
Bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai betul-betul  maka dapat dipindah untuk menguasai kemampuan yang lain. Seperti halnya penguasaan tata bahasa indonesia, dapat di transfer (dipergunakan) untuk mempelajari grammar bahasa inggris.
e.       Belajar adalah reorganisasi pengalaman
Pengalaman adalah hasil dari suatu interaksi antara anak didik dengan lingkungannya. Dengan demikian belajar itu baru timbul bila seseorang menemui situasi baru. Untuk menghadapi hal itu. Ia akn menggunakan semua pengalaman yang telah dimilikinya.
f.       Belajar harus dengan insight
Insight adalah suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat pengertian (insight)  tentng sangkut paut hubbungan-hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung suatu problem
g.      Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan.
Hal itu terjadi bila banyak berhubungan dengan apa yang diperlukan anak didik dalam kehidupan sehari-hari .
h.      Belajar berlangsung terus menerus
Belajar tidak hanya disekolah tetapi juga diluar sekolah. Anak didik dapat memperoleh pengetahuan sendiri-sendiri dirumah atau dimasyrakat. Pihak lain harus turut membantunya.

17.    Klasifikasi Perilaku dan Tujuan Perilaku
Ada beberapa pendapat tentang pengertian Perilaku, yaitu :
a.       Menurut Gunarsa
Perilaku adalah segala sesuatu atau cara yang sesuai dengan tata cara suatu keluaraga.
b.      Menurut Kartoono
Perilaku adalah segala aktifitas manusia dalam kehidupan.
c.       Menurut M. Fauzin
Perilaku adalah perilaku yang berhubungan dengan aktifitas manusia.
d.      Menurut Notoatmojo
Perilaku adalahaksi reaksionisme terhadap lingkungan.
e.       Menurut Robert Kwik
Perilaku adalah tindakan organisme yang diamati dan bukan untuk dipelajari.
Kesimpulannya bahwa perilaku adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan diri seseorang.

18.    Bentuk Peilaku
Bentuk perilaku dapat diamati melalui sikap dan tindakan. Perilaku dapat bersifat potensial yaitu dalam bentuk pengetahuan, motivasi, persepsi. Bloom membedakan ke dalam 3 bentuk, yaitu ranah kognitif (hasil belajar), afektif (sikap), dan psikomotorik (ketrampilan individu).

19.    Tujuan Perilaku
Semua hakikat manusia perlu menjadi kompeten dalam melakukan perilaku dan secara stimultan direfleksikan dalam perilaku untuk belajar darinya. Jika kita menandai teori perilaku ke hakikat manusia, kita menyatakan bahwa semua tindakan memiliki dasar kognitif, bahwa tindakan itu merefleksikan norma, strategi, dan asumsi atau model dunia yang memiliki kesahihan umum. Akibatnya, belajarnya manusia tidak perlu diketahui dengan pola perilaku tetapi sebagai konstruksi dari jenis pengetahuan tertentu. Perilaku manusia dan belajar manusia dapat ditempatkan pada konteks mengetahui yang lebih besar.

20.    Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
a.       Genetik yaitu faktor bawaan yang sifatnya tidak dapat berubah.
Contohnya : ras, jenis kelamin, fisik, kepribadian, bakat, intelegensi.
b.      Faktor Luar ( eksogen )
Contohnya : lingkungan, pendidikan, kebudayaan, sosial ekonomi.

21.    Bimbingan Belajar
Pengertian Bimbingan Belajar Secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan yang diberikan kepada orang lain yang bermasalah, dengan harapan orang tersebut dapat menerima keadaannya sehingga dapat mengatasi masalahnya dan mengadakan penyesuaian terhadap diri pribadi, lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor tahun 1989, pendidikan dilaksanakan dalam bentuk bimbingan, pengajaran, dan latihan. Perkataan bimbingan atau membimbing  memiliki dua makna yaitu bimbingan secara umum yang mempunyai sama dengan mendidik atau menanamkan nilai-nilai, membina moral mengarahkan siswa supaya menjadi orang baik.
Bimbingan juga mempunyai arti khusus, yaitu sebagai suatu upaya atau program membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan ini diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang dihadapi, serta dorongan bagi pengembangan potensi potensi yang dimiliki siswa.
1.      Tujuan Bimbingan Belajar
            Bimbingan dalam proses pembelajaran memiliki beberapa tujuan. Tujuan jangka panjang dari program ini adalah agar para siswa disekolah mencapai perkembangan yang optimal, yaitu perkembangan yang setinggi-tingginya sesuai dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Tujuan-tujuan bimbingan belajar diantaranya :
1.      Pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, lingkungannya dan tentang arah perkembangan dirinya.
2.      Memiliki kemampuan dalam memilih dan menentukan arah perkembangan dirinya, mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya dan bagi lingkungannya.
3.      Mampu menyesuaikan diri baik dengan dirinya maupun dengan lingkungannya
4.      Memiliki produktifitas dan kesejahteraan hidup.
2.      Fungsi bimbingan belajar
Bimbingan belajar memiliki fungsi,  antara lain :

1.      Fungsi pemahaman individu
Bimbingan penyuluhan membantu para siswa didalam pemahaman individu, baik individu dirinya maupun orang lain.

2.      Fungsi pencegahan dan pengembangan
Bimbingan belajar berfungsi untuk mencegah potensi individu berkembang kearah yang negative dan mendorong perkembangan potensi individu kearah yang positif.
3.    Fungsi membantu memperbaiki penyesuaian diri
Dalam bergaul,  individu harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mencari kecocokan dengan segala tuntutan dan kondisi baik dari dalam dirinya maupun dalam kehidupan sosial

22.    Tujuan Belajar
Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental,yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu. Kegiatan belajar adalah suatu proses yang bertujuan dimana antara siswa dan guru sama-sama mengupayakan agar kegiatan pembelajaran memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dengan demikian tujuan pembelajaran itu terdiri dari tujuan instruksional, (tujuan mata-mata pelajaran), tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus (sasaran belajar). Di dalam desain instruksional, guru membuat sejumlah tujuan pembelajaran khusus, atau sasaran belajar.

23.    Fungsi Belajar
Fungsi belajar adalah mempertahankan kehidupan manusia, artinya dengan ilmu dan teknologi, hasil belajar maka kelompok manusia dapat menggunakannya untuk membangun benteng pertahanan. Iptek juga dapat dipakai untuk membuat senjata penangkis agrasi sekelompok manusia tertentu yang bermaksud serakah atau mengalami gangguan psychopathy yang berwatak merusak dan anti sosial.

24.    Macam – Macam Teori Belajar
1.      Teori Disiplin Mental
Belajar adalah pengembangan kekuatan, kemampuan, ataupun pengembangan potensi yang ada pada diri seseorang. Teori disiplin mental sendiri dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
a)      Psychology Daya
Setiap individu memiliki kemampuan daya mengenal, mengingat, berfikir, merasakan, berbuat, dsb. Daya- daya tersebut dapat dikembangkan melalui latihan dengan cara dilakukan secara berulang- ulang.
b)      Herbartisme
Herbart seorang psikolog yang berasal dari jerman, dengan teorinya vorstellungen,yang berarti tanggapan- tanggapan yang tersimpan dalam kesadaran. Tanggapan ini meliputi 3 bentuk, yaitu pengalaman saat ini, bayangan masa lalu, serta perasaan senang dan tidak senang.
c)      Naturalism Romantik dari Rosseau
Menurut Jean Jacques Rosseau, seorang anak memiliki potensi-potensi yang masih terpendam. Melalui belajar, anak harus diberi kesempatan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
2.      Teori behaviorisme
Teori ini menekankan pada perilaku atau tingkah laku seorang individu, dengan cirri- ciri: menekankan peranan lingkungan, pembentukan reaksi atau respons, dengan cara saling berinteraksi dengan orang lain.
Teori behaviorisme sendiri dibagi menjadi 3, yaitu:
a.       Koneksionisme
Tingkah laku manusia diawali dari hubungan antara sesama makhluk hidup. Tokoh yang terkenal dalam teori ini adalah Thorndike, yang mengemukakan 3 prinsip dalam belajar, yaitu law of readiness, belajar akan berhasil jika seorang individu memiliki niat yang kuat. Kedua, law of exercise, belajar akan berhasil jika banyak latihan. Ketiga, law of effect, belajar akan semangat bila mendapatkan hasil yang baik.
b.      Teori Pengkondisian
Belajar merupakan suatu upaya untuk membentuk perilaku atau kebiasaan pada seseorang. Contoh: membiasakan mandi dan belajar pada jam- jam tertentu. Kegiatan tersebut pasti akan dilakukan oleh seseorang karena hal tersebut sudah menjadi kebiasaan atau dikondisikan.
c.       Teori Penguatan
Yaitu respon atau tindakan yang diambil oleh seseorang yang diperkuat dengan pemberian hadiah.
3.      Teori Cognitive, Gestalt, dan Field
·         Teori kognitif
Individu merupakan partisipan aktif dalam proses memperoleh dan menggunakan pengetahuan. Individu berfikir aktif dalam memperluas wawasannya.
·         Teori Gestalt
Penekanan dalam pemahaman dalam berinteraksi.
·         Teori Field(Medan)
Merupakan tujuan hidup yang ingin dicapai oleh setiap individu.

25.    Penilaian Perilaku
Penilaian sikap/perilaku adalah penilaian yang diberikan guru terhadap sikap siswa tentang objek sikap tertentu. Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak atau merespon dengan cara tertentu terhadap objek sikap tertentu. Kecenderungan bertindak ini dipengaruhi oleh faktor-faktor kognisi, afeksi, dan konasi dari sikap seseorang. Faktor kognisi sikap adalah pandangan atau persepsi, keyakinan atau kepercayaan, dan nilai-nilai tertentu seseorang terhadap objek sikap tertentu.
Menurut George J. Mouly (1967) sikap memiliki tiga komponen :
1.      Komponen afektif --- kehidupan emosional individu, yakni perasaan tertentu (positif atau negatif) yang mempengaruhi penerimaan atau penolakan terhadap objek sikap, sehingga timbul rasa senang-tidak senang, takun-tidak takut.
2.      Komponen kognitif --- aspek intelektual yang berhubungan dengan bilief, idea atau konsep terhadap objek sikap.
3.      Komponen behavioral --- kecenderungan individu untuk bertingkah laku tententu terhadap objek sikap.

26.    Fungsi dan Tujuan Penilaian Perilaku
Fungsi dari adanya melakukan penilaian perilaku terhadap siswa adalah Guru dapat menyadari pentingnya dan perlunya penilaian perilaku terhadap siswa.
Tujuan penilaian perilaku terhadap anak dapat memberikan sebuah pengalaman dan pembelajaran sebagai berikut:
1.  Siswa menjadi tahu apa yang menjadi kekurangannya dalam belajar melalui sikapnya.
2.   Penilaian dapat juga dipergunakan untuk menyadarkan anak terhadap kesalahannya.
3.      Penilaian dapat dijadikan petunjuk dalam memperbaiki sikapnya dalam belajar.

Sikap dapat diukur dengan metode/teknik :
1.   Measurement by scales --- pengukuran sikap dengan menggunakan skala --- munculah skala sikap.
2.   Measurement by rating --- pengukuran sikap dengan meminta pendapat atau penilaian para ahli yang mengetahui sikap individu yang dituju.
3.   Indirect method --- pengukuran sikap secara tidak langsung yakni mengamati (eksperimen) perubahan sikap/pendapat.
                                                                                            
BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil penulis setelah menyelesaikan makalah ini adalah :
1.                  Psikologi Pendidikan adalah suatu pembelajaran yang dapat digunakan sebagai acuan para pendidik untuk mendidik siswanya.
2.                  Penilaian perilaku juga merupakan aspek penting yang harus dimiliki setiap pengajar dalam memberikan nilai suatu anak didiknya.
3.                  Pengajar harus mampu memahami penilaian yang non fisik terhadap siswa supaya dapat memberikan pengalaman dan solusi bagi anak didiknya.
4.                  Penilaian dapat dijadikan petunjuk dalam memperbaiki sikapnya dalam belajar.
5.                  Fungsi penilaian perilaku adalah agar para pengajar mempunyai bekal menilai selain dari ujian dan test.

B.     Saran
1.                  Diharapkan para pengajar dapat menghargai dan memahami anak didiknya.
2.                  Diaharapkan siswa dapat menjaga dan memperbaiki perilakunya, terutama di lingkungan masyarakat.
3.                  Semoga dengan adanya penilaian perilaku, semua yang terlibat dapat menjaga diri dan memperbaiki diri bukan untuk dinilai, tetapi karena keinginan sendiri.
4.                  Semoga para pembaca memberikan masukan kepada kami agar makalah ini dapat sempurna.



[1] Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989),hal 168.




semoga bermanfaat...

2 komentar: