BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Psikologi
Psikologi
pendidikan berasal dari dua kata yaitu psikologi dan pendidikan. Makna psikologi
menurut bahasa yaitu psikologi berasal dari pengindonesiaan dari bahasa inggris
psychology,dan istilah ini juga berasal dari kata yunani yaitu psycho yang
dapat diartikan roh, jiwa, atau gaya hidup.
Dan kata yang kedua yaitu pendidikan
pengertian pendidikan ini menurut kamus bahasa indonesia kontemporer memberi
arti proses pengubahan cara berfikir
atau tingkah laku dengan cara pengajaran,penyuluhan dan latihan.
Sehingga dapat disimpulkan psikologi
pendidikan secara umum yaitu ilmu yang mempelajari dan meneliti sikap dan
perilaku anak didik dalam proses belajar mengajar,yang mana sikap dan prilaku
tersebut sebagai expresi dari keadaan jiwa mereka.
Pendapat yang kedua menyatakan Psikologi pendidikan yaitu
psikologi yang menerapkan dan mengembangkan prinsip- prinsip, teori- teori, dan
teknik- teknik yang berkaitan dengan pelaksanaan belajar mengajar yang memadai
sehingga guru dapat membantu mengarahkan atau membimbing perkembangan murid-
muridnya, ke arah sasaran yang tepat atau perkembangan yang maksimal.
Pendapat dari kelompok kami yang telah kami simpulkan dari beberapa
pendapat yang ada yaitu Psikologi pendidikan merupakan ilmu yang mempelajari
sikap dan tingkah laku anak didik dalam proses belajar mengajar dengan
menerapkan teori-teori dan tekhnik- tekhnik dalam pelaksanaanya, sehingga dapat
menjadikan anak didiknya berkembang secara maksimal.
Asas – asas
Psikologi terhadap manusia dan hewan :
1.
Menurut
Gleitmen ( 1986 ) : yaitu Ilmu
pengetahuan yang berusaha memahami sikap manusia.
2.
Menurut Bruno (
1987 ) yaitu :
a.
Psikologi
adalah mengenai ruh ( didukung oleh Plato dan Aristoteles)
b.
Psikologi
adalah mengenai kehidupan Mental ( William) tahun 1979
c.
Psikologi
adalah mengenai sikap organisme ( Warson) tahun 1958
3.
Menurut
Ensiklopedia Pendidikan ( Poerwakawatja & Harahab) tahun 1981
Psikologi adalah penyelidikan atas gejala-gejala dan perilaku manusia.
Jadi
Kesimpulannya bahwa Psikologi adalah pengetahuan yang
menyelidiki dan membahas sikap terbuka dan tertutup manusia, baik individu
maupun kelompok di dalam lingkungannnya.
2.
Pengertian
Pendidikan
Pendidkan
tercantum dalam UUD 1945 Pasal 31. Sedangkan pengertian ada beberapa pendapat.
1.
Menurut KBBI
Pendidikan
adalah proses mengubah sikap dam perilaku seseorang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui pendidikan dan pelatihan.
2.
Menurut UU no.
20 Tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mengembangkan bakatnya.
Kesimpulannya Psikologi Pendididkan menurut Crow
adalah suatu ilmu yang berusaha menjelaskan masalah-masalah yang dialami
individu dari lahir sampai mati.
3.
Sejarah
Psikologi Pendidikan
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang relatif muda usianya
karena pada abad ke 19 atau kurang lebih pada tahun 1879 didirikan laboratorium
psikologi dengan menekankan tingkah laku hewan terhadap berbagai macam
stimulasi lingungan. Sejak saat itu, nampaknya para ahli psikologi memperluas
percobaan dan penelitiannya tidak hanya pada tingkah laku hewan, tetapi juga
pada tingkah laku manusia.
Bertolak dari keberhasilan eksperimen terhadap tingkah laku manusia,
juga ada nilai manfaatnya terhadap kehidupan manusia, maka eksperimen inipun
lebih dikembangkan ruang gerak atau objeknya.
Mengingat ruang gerak psikologi semakin luas, maka gejala jiwa
melalui tingkah laku dan perbuatan dalam berbagai keadaan merupakan kawasan
psikologi. Karena yang dibahas adalah psikologi belajar, maka terdapat dua
pelaku utama yaitu pendidik dan anak didik.
Meskipun tingkah laku dan aktifias antara pendidik dan anak didik
merupakan psikologi pendidikan, namun secara khusus yang mengungkapkan tentang
sejarah lahirnya psikologi pendidikan dalam berbagai literatur belum terungkap
secara pasti. Kalau sekiranya ada yang mengungkapkan, hanya sebatas mengaitkan
hasil pemikiran dan kajian para tokoh masa lampau yang lebih mencurahkan pada
kegiatan belajar-mengajar baik formal maupu non formal. Hasil kajian tersebut
kemudian ditindak lanjuti untuk dibuat konsep dan teori baru.
4.
Manfaat
Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan memiliki beberapa manfaat bagi pendidik,
diantaranya:
1.
Memberi
pelajaran terhadap anak didik,
2.
Mengenal dan
memahami kebaradaan setiap anak didik secara utuh,
3.
Memperlakukan
anak didik sesuai dengan keadaan jiwa yang sedang dialaminya,
4.
Membantu anak
didik dalam mengatasi masalh pribadi yang sedang dihadapi, dan
5.
Mewujudkan
tindakan psikologi yang tepat dalam interaksi belajar-mengajar.
5.
Teori Pendidikan
a. Natavisme
Natavisme dari perkataan nativis yang berarti pembawaan. Menurut teori ini anak sejak lahir membawa sifat-sifat dan dasar-dasar
tertentu, sifat-sifat dan dasar-dasar yang dibawa sejak lahir itu dinamakan sifat-sifat
pembawan.
b. Behaviorisme
Behaviorisme adalah teori perkembangan
perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respon pelajar
terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan
balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan (Arya,
2010)
c.
Konvergensi
Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar
(bakat, keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting.
Bakat sebagai kemungkinan atau disposisi telah ada pada masing-masing individu,
yang kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk
perkembangannya, maka kemungkinan itu lalu menjadi kenyataan. Akan tetapi bakat
saka tanpa pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan
tersebut, tidak cukup, misalnya tiap anak manusia yang normal mempunyai bakal
untuk berdiri di atas kedua kakinya, akan tetapi bakat sebagai kemungkinan ini
tidak akan menjadi menjadi kenyataan, jika anak tersebut tidak hidup dalam
lingkungan masyarakat manusia.
d. Fitrah
Fitrah merupakan suatu pembawaan manusia
sejak lahir, dan mengandung nilai-nilai religius dan keberlakuannya mutlak. Di
dalam fitrah mengandung pengertian baik-buruk, benar-salah, indah-jelek dan
seterusnya.
6.
Pengertian Belajar
Ada
beberapa definisi belajar menurut para ahli, diantaranya sebagai berikut :
a.
Hilgand dan
Bower, dalam buku Theoris of Learning
(1975) mengemukakan
“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu
situasi tertentu yang di sebabkan oleh pengalaman yang berulang – ulangdalam
situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat di jelaskan atau
dasar kecenderungan respon pembeuran, kematangan, atau keadaan – keadaan sesaat
seseorang ( misalnya kelelahan, pengaruh obat, dsb).”
b.
Gagne, dalam
buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan
bahwa :
“ Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi
ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya
(performancenya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu
sesudah ia mengalami situasi tadi.”
c.
Morgan dalam
buku Educational Psychology mengemukakan
:
“Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”
d.
Witherington
dalam buku Educational Psychology
mengemukakan “ Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pola reaksi yang berupa kecakapan,
sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.”
Dari definisi – definisi yang telah di kemukakan diatas, ada beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu :
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam
tingkah laku
b. Belajar merupakan suatu yang terjadi melalui
latihan atau pengalaman
c. Untuk dapat di sebut belajar, maka perubahan
itu harus relatif mantap; harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu
yang cukup penjang.
d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena
belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.
7.
Macam-Macam
Teori Pokok Belajar
Proses adalah kata
yang berasal dari bahasa latin "processus" yang berarti berjalan
kedepan. Kata itu mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah
pada suatu sasaran atau tujuan.
Menurut Chaplin
(1972), proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau
kejiwaan.
Dalam psikologi
belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya
beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu (Reber,
1988).
Jadi, proses belajar
dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, akfektif,
psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif
dalam arti berorientasi kearah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.
Macam-Macam Teori Pokok Belajar yaitu :
a.
Teori Koneksionisme
Teori ini
sering disebut juga "trial-and-error learning".
Ciri-ciri
belajar dengan "trial-and-error learning" yaitu :
1. Ada motif pendorong aktivitas.
2. Ada berbagai respon terhadap situasi.
3. Ada eliminasi respon-respon yang gagal/salah.
4. Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan.
b.
Teori kognitif
Menurut pandangan Gestaltis, semua kegiatan belajar menggunakan
insight atau pemahaman terhadap hubungan-hubungan antara bagian dan
keseluruhan. Menurut Psikologi Gestalt, tingkh kejelasan atau keberartian dari
apa yang diamati dalam situasi belajar adalah lebih meningkatkan belajar
seseorang daripada dengan hukuman dan ganjaran.
c.
Teori
Humanis
Perhatian psikologi humanistik yang terutama tertuju pada masalah
bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud
pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.
Menurut para pendidik aliran humanistis penyusunan dan penyajian materi
pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa.
8.
Proses Belajar
a.
Perhatian
Perhatian
mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori
belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak
mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
b.
Memori
Menurut Bruno (1987). Memori ialah proses mental yang meliputi
pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan.
Stuktur sistem akal manusia terdiri atas tiga subsistem, yakni :
1. Sensory register (tempat penyimpanan sementara).
2. Short term memory (memori jangka pendek).
3. Long term memory (memori jangka panjang atau permanen).
c.
Elaborasi
Dalarn
kegiatan elaborasi, guru mendorong peserta didik membaca dan menuliskan hasil
eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu,
menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen, mendalami pengetahuan tentang sesuatu,
membangun kesepakatan melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi, membiasakan
peserta didik membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis,
menyimpulkan bersama, dan menyusun laporan atau tulisan, menyajikan hasil
belajar.
9.
Konsep dan Teori
Perkembangan Psikologi Pendidikan
Setiap makhluk
hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan, pasti mengalami peristiwa
perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan
keadaan yang dimiliki makhluk hidup tersebut, baik yang bersifat kenkret maupun
yang bersifat abstrak. Jadi, perkembangan itu tidak hanya pada aspek psikologis
saja, tetapi aspek biologis juga.
1.
Teori
Psikodinamika Sigmund Freud
Teori
psikodinamika Sigmund Freud lebih dikenal dengan sebutan teori Menurut konsep ini, Freud memandang bahwa
seorang anak yang dilahirkan memiliki dua kekuatan biologis, yaitu libido dan
nafsu mati (Monks, 2002). Maksudnya,perkembangan individu ditentukan oleh
komponen dasar yang bersifat sosioefektif yakni ketegangan yang ada didalam
diri seseorang itu menentukan dinamikanya ditengah- tengah lingkungannya.
2.
Teori yang
berorientasi biologis
Teori
yang menekankan faktor biologis ini menitikberatkan pengaruh faktor bawaan atau
keturunan, termasuk faktor bakat atau keadaan psikofisik yang dibawa sejak
lahir. Perkembanganitu tidak hanya secara spontan saja, melainkan juga harus
dimengerti sebagai pemekaran predisposisi yang sudah ditentukan secara
biologis.
3.
Konsep yang
berorientasi faktor lingkungan
Konsep lingkungan adalah
kelompok konsep yang mementingkan pengaruh lingkungan terhadapperkembangan,
termasuk konsep-konsep belajar dan konsep-konsep mengenai sosialisasi. Konsep
belajar social memndang belajar sebagai bentuk perubahan atas perilakuseseorang
dalam potensi yang relative tetap.
4.
Teori
Interaksionisme
Teori Interaksionisme atau
teori perkembangan kognitif piaget bermaksud memahami aktivitas perilaku
manusia seperti perhatian, pembuatan keputusan, pemecahan masalah, belajar,
penalaran, dan mekanisme perkembangan (Bordwell, 1989; Feerick, 1995). Konsep
interaksionisme mementingkan perkembangan intelektual dan moral. Proses
perkembanganmelalui stadium-stadium perkembangan dipengaruhi oleh
bermacam-macam faktor, termasuk faktor kematangan, pengalaman, transmisi
social, dan interaksi diantara semua faktor-faktor tersebut.
10.
Proses-Proses
Perkembangan
Proses-proses perkembangan yang dipandang memiliki keterkaitan
langsung dengan kegiatan belajar meliputi perkembangan motor, perkembangan
kognitif, dan perkembangan sosialdan moral.
1.
Perkembangan
Motor ( Fisik )
Adalah proses perkembangan yang
progesif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan. Belajar
keterampilan fisik dianggap telah terjadi dalam diri seseorang apabila ia telah
memperoleh kemampuandan keterampilan yang melibatkan lengan dan tungkai secara
baik dan benar. Untuk belajar memeroleh kemampuanketerampilan jasmani ini, ia
tidak hanya cukup dengan latihan dan praktik, tetapi juga memerlukan kegiatan
belajar berdasarkan pengamatan atau kegiatan belajar keterampilan
indriawi-jasmani.
2.
Perkembangan
kognitif
Perkembangan
kognitif ialah perkembangan
fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan/kecerdasan. Menurut para
ahli psikologi kognitif mendayagunaan kapasitasranah kognitif manusia sudah
mulai berjalan sejak manusia itu mendayagunakan kapasitas motor dan sensorinya.
3.
Perkembangan
Moral dan Sosial
Perkembangan sosial merupakan
proses pembentukan pribadi dalam masyarakat yakni pribadi dalam keluarga,
budaya, bangsa dan seterusnya. Bruno, ( 1987 ). Proses perkembangan moral juga
selalu berkaitan dengan proses belajar. Konsekuensinya, kualitas hasil
perkembangan sosial sangat bergantung pada kualitas proses belajar baik
dilingkungan sekolah keluarga maupun dilingkungan yang lebih luas. Ini bermakna
bahwa proses belajar itu sangat menentukan kemampuan individu dalam bersikap
dan berpriliku social yang selaras dengan norma moral agama.
11.
Macam - Macam
Kecerdasan
Kecerdasan
merupakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT kepada manusia dan menjadikannya
sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Adapun macam-macam kecerdasan sendiri, secara umum mencakup IQ, EQ, SQ, dan ESQ.
1.
IQ
(Intelligence Quotients)
IQ atau yang sering disebut dengan kecerdasan intelektual ialah kecerdasan manusia dalam kemampuan untuk
menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkanmasalah, belajar, berfikir,
penggunaan bahasa dan lainnya.
2.
EQ
(Emotional Quotients)
EQ atau
kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri, semangat dan
ketekunan serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi
frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi. Kecerdasan
emosioal dianggap sebagai salah satu faktor penting yang dapat mempengruhi
terhadap prestasi seseorang (Daniel Goleman, 1999).
3.
SQ
(Spiritual Quotients)
Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat
membangun dirinya secara utuh. Kecerdasan emosional berasal dari dalam hati,
menjadikan kita kreatif ketika dihadapkan pada masalah pribadi dengan mencoba
menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian dalam
hati.
4.
ESQ
(Emosional and Spiritual Quotients)
ESQ
merupakan gabungan dari EQ (kecerdasan emosional) dan SQ (Kecerdasan spiritual)
yang manfaatnya adalah dapat tercapainya keseimbangan antara hubungan
horizontal (manusia dengan manusia) dan vertikal (manusia dengan tuhan). ESQ
juga dapat membuat kita lebih percaya diri dalam melakukan tindakan.
Kaitan kecerdasan dengan fitrah
Pengertian fitrah dalam hal ini adalah potensi yang dibawa sejak
lahir, dan salah satu ciri fitrah adalah manusia menerima Allah sebagai Tuhan,
dengan kata lain manusia itu adalah dari asal mempunyai kecenderungan beragama,
sebab agama itu sebagain dari fitrah-Nya.
Dan hubungan antara fitrah yang merupakan dasar dari kecerdasan
ruhaniyah dengan kecerdasan adalah fitrah dalam hal ini diperlukan untuk
mengfungsikan EQ dan SQ secara efektif, bahkan kecerdasan spiritual merupakan
kecerdasan tertinggi manusia sebab spiritual adalah pusat lahirnya gagasan,
penemuan, motivasi dan kreativitas yang paling fantastis. Kecerdasan ruhaniyah
merupakan inti dari seluruh kecerdasan yang dimiliki manusia karena kecerdasan
ruhaniyah dapat mempengaruhi perkembangan beberapa kecerdasan yang lainnya.
12. Teori Belajar
Menurut Al-Quran Dan Hadits
Pada masa periode Utsmani, sudah mulai didirikan perpustakaan yang berisi
kitab-kitab. Tiap-tiap orang bebas membaca dan mempelajari isi kitab itu.
Bahkan banyak pula ulama, guru-guru, ahli sejarah dan ahli syair pada masa itu.
Tetapi mereka-mereka itu hanya mempelajari kaidah-kaidah ilmu-ilmu agama dan
bahasa Arab, serta sedikit ilmu berhitung utuk membagi harta warisan dan ilmu
miqat untuk mengetahui waktu sembahyang. Mereka tidak terpengaruh oleh
pergerakan ilmiyah di Eropa dan tidak mau pula mengikuti jejak zaman kemajuan
Islam pada masa Harun Ar-Rasyid dan masa Al-Makmun, yaitu masa keemasan dalam
sejarah Islam. Demikianlah keadaan pendidikan dan pengajaran pada masa
Utsmaniyah Turki, sampai jatuhnya sultan atau khalifah yang terakhir tahun 1924
M.
1.
Sistem Pengajaran di Turki
Sistem pengajaran pada masa Turki yaitu dengan cara menghafal
matan-matan, seperti menghafal Matan Al-Jurumiyah, Matan Taqrib, Matan Alfiyah,
Matan Sulam dan lain-lain.
Adapun tingkat-tingkat
pengajaran di Turki adalah sebagai berikut:
1.
Tingkat Rendah (SR) 5 tahun
2.
Tingkat Menengah (SMP) 3 tahun
3.
Tingkat Menengah Atas (SMA) 3 tahun
4. Tingkat tinggi
(Universitas) 4 tahun[1]
2.
Dasar-dasar
pengajaran
1. Tafsir
2. Hadits
3. Bahasa Arab
4. Bahasa Turki
5. Filsafat
6. Sejarah Kebudayaan islam
7. Ilmu Bumi, dll.
Dasar-dasar pengajaran
islam pada masa itu pun masih digunakan sampai sekarang, termasuk di Indonesia.
Untuk itu, kita sebagi umat muslim harus mempertahankan warisan ilmu yang telah
ada, dan menjadikannya sebagai pedoman hidup kita.
Selanjutnya
pada masa reformasi yang dilakukan oleh sultan Mahmud II barulah pelajaran umum
banyak yang dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Pelajaran tersebut meliputi:
1.
Bahasa Prancis
2.
Ilmu bumi
3.
Ilmu ukur
4.
Sejarah
5.
Ilmu politik
6.
Sastra, dan
7.
Ilmu kedokteran
Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia menganjurkan manusia
untuk selalu malakukan kegiatan belajar. Dalam AlQur’an, kata al-ilm dan
turunannya berulang sebanyak 780 kali. Seperti yang termaktub dalam wahyu yang
pertama turun kepada baginda Rasulullah SAW yakni Al-‘Alaq ayat 1-5.Ayat ini menjadi
bukti bahwa al-Qur’an memandang bahwa aktifitas belajar merupakan sesuatu yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berupa menyampaikan,
menelaah, mencari, dan mengkaji, serta meneliti.
Selain al-Qur’an, al-Hadith juga banyak menerangkan tentang pentingnya menuntut ilmu. Misalnya beberapa hadist
berikut ini, “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim; “carilah ilmu sejak
dalam buaian hingga keliang lahat”; ”para ulama itu pewaris Nabi”.
13. Teori Atau Konsep Belajar Baik Secara Umum
Maupun Menurut Pemikir Islam
a.
Teori adalah seperangkat konsep, asumsi, dan
generalisasi yang dapat di gunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku
dalam berbagai organisasi.(sugiyono :alfabeta 1994)
b.
Teori belajar dapat di pahami sebagai kumpulan
prinsip umum yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang
berkaitan dengan peristiwa belajar.
c.
Teori belajar dalam islam artinya kumpulan
penjelasan tentang prinsip-prinsip yang berkaitan dengan peristiwa belajar yang
bersumber dari al-quran dan al hadist serta khasanah pemikiran intelektual
islam.
konsep belajar perlu di pahami
agar dalam proses belajar teratur sesuai dengan tujuan belajar yaitu memperoleh
imu, mengembangkan dan mengamalkan demi kepentingan umat manusia umumnya dan
untuk mendapatkan ridho Allah dan mengabdikan diri kepada Allah
SWT khususnya.
Adapun dimensi ukhrawi, Al-Zarnuji menekankan agar
belajar adalah proses untuk mendapat ilmu, hendaknya diniati untuk beribadah.
Artinya, belajar sebagai manifestasi perwujudan rasa syukur manusia sebagai
seorang hamba kepada Allah SWT yang telah mengaruniakan akal. Lebih dari itu,
hasil dari proses belajar-mengajar yang berupa ilmu (kemampuan dalam tiga ranah
tersebut), hendaknya dapat diamalkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk
kemaslahatan diri dan manusia. Buah ilmu adalah amal. Pengamalan serta
pemanfaatan ilmu hendaknya dalam koridor keridhaan Allah, yakni untuk
mengembangkan dan melestarikan agama Islam dan menghilangkan kebodohan, baik
pada dirinya maupun orang lain. Inilah buah dari ilmu yang menurut al-Zarnuji
akan dapat menghantarkan kebahagiaan hidup di dunia maupun akhirat kelak.
14.
Pengertian
motivasi
Mc. Donald mengatakan bahwa
motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. (oemar
hamalik,1992:173) perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu
aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan
tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang
dapat dia lakukan untuk mencapainya.
Motivasi
ada dua macam, yaitu :
1.
Motivasi
intrinsik
Yaitu motivasi yang tidak perlu dirangsang dari luar
karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.Seseorang
yang mempunyai motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar . keinginan
itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran
akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan dimasa mendatang.
Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan,
yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan.
Jadi, motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dari diri sendiri.
2.
Motivasi
ekstrinsik
Yaitu motivasi yang aktif dan berfungsi karena
adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik apabila anak
didik menempatkan tujuan belajarnya diluarfaktor-faktor situasi belajar. Atau
anak didik belajar untuk mencapai tujuan yang terletak diluar hal yang
dipelajarinya. Misalnya untuk mencapai angka tertinggi, diploma, gelar,
kehormatan.
15.
Teori
motivasi belajar
a.
Teori Hedonisme
Hedonism berasal
dari
bahasa
yunani yang berarti
kesenangan
atau
kenikmatan.
Hedonisme
merupakan sebuah aliran dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang
utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat dunia. Teori
hedonisme ini berarti manusia lebih mementingkan kesenangan, kenikmatan dunia
tanpa berpikir panjang.
b. Teori insting
Tokohnya adalah
Mc.Dougall, menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti
tingkahlaku jenis binatang. Tindakan manusia itu di katakana selalu berkait
dengan insting atau pembawaan. Dalam memberikan respons terhadap adanya
kebutuhan seolah-olah tanpa dipelajari.
c. Teori
Kebutuhan
Menurut ahli
ilmuan jiwa, dijelaskan bahwa dalam motivasi itu ada suatu hierarkhi, yakni ada
tingkatannya dari bawah ke atas. Dalam hal ini terdapat beberapa teori tentang
motivasi yang selalu berkaitan dengan soal kebutuhan.
Adapun teori-teori tersebut antara lain:
a.
Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, istirahat dan sebagainya.
b.
Kebutuhan akan keamanan (security),
yakni rasa aman, bebas dari rasa takut dan kecemasan.
c. Kebutuhan
antara cinta dan kasih, di terima dengan masyarakat/keluarga
d. Kebutuhan
memperoleh harga diri
e. Kebutuhan
untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai
hasil dalam bidang pengetahuan, social, pembentukan pribadi.
d.
Teori
fisiologis
Teori ini juga disebut “behavior theories”. Menurut
teori ini semua tindakan manusia itu berakar
pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan organik atau kebutuhan untuk
kepentingan fisik. Atau disebut sebagai kebutuhan primer, seperti kebutuhan tentang makanan, minuman, udara dan lain-lain
yang diperlikan untuk kepentingan seseorang. Dari teori inilah muncul
perjuangan hidup, perjuangan untuk memperjuangkan hidup, strunggle for survival.
Teori
belajar
1. Teori
belajar menurut ilmu jiwa gestalt
Gestalt adalah teori belajar yang dikemukakan oleh koffka
dan kohler dari jerman. Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lenih penting
daripada bagian-bagian. Sebab keberadaan bagian-bagian itu di dahului oleh
keseluruhan.
Dalam belajar menurut teori gestalt yang terpentng
adalah penyesuaian pertama yaitu mendapatkan respons atau tanggapan yang tepat.
Belajar yang terpenting bukan mengulangi hal-hal yang dipelajari, tetapi
mengerti atau memahami.
2. Teori
belajar
menurut ilmu jiwa asosiasi (sarbond)
Teori asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu
sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya.
Penyatupaduan bagian-bagian melahirkan konsep keseluruhan.
16.
Prinsip-prinsip
belajar
Dibawah ini adalah prinsip-prinsip
belajar menurut teori gestalt
a. Belajar
berdasarkan keseluruhan
Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan peljaran yang lain sebanyak mungkin.
Bahan pelajaran tidak dianggap terpisah, tetapi merupakan satu kesatuan.
b. Belajar
adalah suatu proses perkembangan
Anak-anak baru dapat mempelajari dan merencanakan
bila ia telah matang untuk menerima bahan pelajaran itu. Manusia sebagai suatu
organisme yang berkembang, kesediaanya mempelajari sesuatu tidak hanya
ditentukan oleh kematangan jiwa batiniah tetapi juga perkembangan anak karena
lingkungan dan pengalaman
c. Anak
didik sebagai organisme keseluruhan
Anak didik belajar tidak hanya intelektualnya saja
tetapi juga emosional danjasmaniahnya.
Dalam pengajaran modern, selain engajar guru juga mendidik untuk membentuk pribadi anak didik.
d. Terjadi
transfer
Bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai
betul-betul maka dapat dipindah untuk
menguasai kemampuan yang lain. Seperti halnya penguasaan tata bahasa indonesia,
dapat di transfer (dipergunakan) untuk mempelajari grammar bahasa inggris.
e. Belajar
adalah reorganisasi pengalaman
Pengalaman adalah hasil dari suatu interaksi antara
anak didik dengan lingkungannya. Dengan demikian belajar itu baru timbul bila
seseorang menemui situasi baru. Untuk menghadapi hal itu. Ia akn menggunakan
semua pengalaman yang telah dimilikinya.
f. Belajar
harus dengan insight
Insight adalah suatu saat dalam proses belajar
dimana seseorang melihat pengertian (insight)
tentng sangkut paut hubbungan-hubungan tertentu dalam unsur yang
mengandung suatu problem
g. Belajar
lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan.
Hal itu terjadi bila banyak berhubungan dengan apa
yang diperlukan anak didik dalam kehidupan sehari-hari .
h. Belajar
berlangsung terus menerus
Belajar tidak hanya disekolah tetapi juga diluar
sekolah. Anak didik dapat memperoleh pengetahuan sendiri-sendiri dirumah atau
dimasyrakat. Pihak
lain harus turut membantunya.
17.
Klasifikasi
Perilaku dan Tujuan Perilaku
Ada beberapa
pendapat tentang pengertian Perilaku, yaitu :
a.
Menurut Gunarsa
Perilaku
adalah segala sesuatu atau cara yang sesuai dengan tata cara suatu keluaraga.
b.
Menurut
Kartoono
Perilaku
adalah segala aktifitas manusia dalam kehidupan.
c.
Menurut M.
Fauzin
Perilaku
adalah perilaku yang berhubungan dengan aktifitas manusia.
d.
Menurut
Notoatmojo
Perilaku
adalahaksi reaksionisme terhadap lingkungan.
e.
Menurut Robert
Kwik
Perilaku
adalah tindakan organisme yang diamati dan bukan untuk dipelajari.
Kesimpulannya bahwa perilaku adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan diri seseorang.
18. Bentuk
Peilaku
Bentuk perilaku
dapat diamati melalui sikap dan tindakan. Perilaku dapat bersifat potensial
yaitu dalam bentuk pengetahuan, motivasi, persepsi. Bloom membedakan ke dalam 3
bentuk, yaitu ranah kognitif (hasil belajar), afektif (sikap), dan psikomotorik
(ketrampilan individu).
19.
Tujuan Perilaku
Semua hakikat manusia perlu menjadi kompeten dalam melakukan
perilaku dan secara stimultan direfleksikan dalam perilaku untuk belajar
darinya. Jika kita menandai teori perilaku ke hakikat manusia, kita menyatakan
bahwa semua tindakan memiliki dasar kognitif, bahwa tindakan itu merefleksikan
norma, strategi, dan asumsi atau model dunia yang memiliki kesahihan umum.
Akibatnya, belajarnya manusia tidak perlu diketahui dengan pola perilaku tetapi
sebagai konstruksi dari jenis pengetahuan tertentu. Perilaku manusia dan
belajar manusia dapat ditempatkan pada konteks mengetahui yang lebih besar.
20. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku
a. Genetik yaitu faktor bawaan yang sifatnya tidak
dapat berubah.
Contohnya : ras, jenis kelamin, fisik,
kepribadian, bakat, intelegensi.
b. Faktor Luar ( eksogen )
Contohnya : lingkungan, pendidikan,
kebudayaan, sosial ekonomi.
21.
Bimbingan
Belajar
Pengertian Bimbingan Belajar Secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan yang
diberikan kepada orang lain yang bermasalah, dengan harapan orang tersebut
dapat menerima keadaannya sehingga dapat mengatasi masalahnya dan mengadakan
penyesuaian terhadap diri pribadi, lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
nomor tahun 1989, pendidikan dilaksanakan dalam bentuk bimbingan, pengajaran,
dan latihan. Perkataan bimbingan atau membimbing memiliki dua makna yaitu bimbingan secara
umum yang mempunyai sama dengan mendidik atau menanamkan nilai-nilai, membina
moral mengarahkan siswa supaya menjadi orang baik.
Bimbingan juga mempunyai arti khusus, yaitu sebagai suatu upaya
atau program membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan ini
diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang dihadapi, serta dorongan bagi
pengembangan potensi potensi yang dimiliki siswa.
1. Tujuan Bimbingan Belajar
Bimbingan dalam proses
pembelajaran memiliki beberapa tujuan. Tujuan jangka panjang dari program ini
adalah agar para siswa disekolah mencapai perkembangan yang optimal, yaitu
perkembangan yang setinggi-tingginya sesuai dengan potensi-potensi yang
dimilikinya. Tujuan-tujuan bimbingan belajar diantaranya :
1. Pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, lingkungannya dan tentang
arah perkembangan dirinya.
2. Memiliki kemampuan dalam memilih dan menentukan arah perkembangan
dirinya, mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya dan bagi lingkungannya.
3. Mampu menyesuaikan diri baik dengan dirinya maupun dengan
lingkungannya
4.
Memiliki produktifitas dan
kesejahteraan hidup.
2. Fungsi bimbingan belajar
Bimbingan
belajar memiliki fungsi, antara lain :
1.
Fungsi pemahaman individu
Bimbingan penyuluhan membantu para siswa didalam pemahaman individu,
baik individu dirinya maupun orang lain.
2.
Fungsi pencegahan dan
pengembangan
Bimbingan belajar berfungsi untuk mencegah
potensi individu berkembang kearah yang negative dan mendorong perkembangan
potensi individu kearah yang positif.
3.
Fungsi membantu memperbaiki
penyesuaian diri
Dalam bergaul, individu
harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mencari kecocokan dengan
segala tuntutan dan kondisi baik dari dalam dirinya maupun dalam kehidupan
sosial
22.
Tujuan Belajar
Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental,yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu. Kegiatan
belajar adalah suatu proses yang bertujuan dimana antara siswa dan guru
sama-sama mengupayakan agar kegiatan pembelajaran memperoleh hasil belajar yang
maksimal. Dengan demikian tujuan pembelajaran itu terdiri dari tujuan instruksional,
(tujuan mata-mata pelajaran), tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus
(sasaran belajar). Di dalam desain instruksional, guru membuat sejumlah tujuan pembelajaran khusus, atau sasaran belajar.
23. Fungsi Belajar
Fungsi belajar adalah mempertahankan kehidupan manusia, artinya
dengan ilmu dan teknologi, hasil belajar maka kelompok manusia dapat
menggunakannya untuk membangun benteng pertahanan. Iptek juga dapat dipakai
untuk membuat senjata penangkis agrasi sekelompok manusia tertentu yang
bermaksud serakah atau mengalami gangguan psychopathy yang berwatak
merusak dan anti sosial.
24. Macam –
Macam Teori Belajar
1. Teori
Disiplin Mental
Belajar adalah
pengembangan kekuatan, kemampuan, ataupun pengembangan potensi yang ada pada
diri seseorang. Teori disiplin mental sendiri dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu
:
a) Psychology
Daya
Setiap individu
memiliki kemampuan daya mengenal, mengingat, berfikir, merasakan, berbuat, dsb.
Daya- daya tersebut dapat dikembangkan melalui latihan dengan cara dilakukan
secara berulang- ulang.
b) Herbartisme
Herbart seorang
psikolog yang berasal dari jerman, dengan teorinya vorstellungen,yang berarti
tanggapan- tanggapan yang tersimpan dalam kesadaran. Tanggapan ini meliputi 3
bentuk, yaitu pengalaman saat ini, bayangan masa lalu, serta perasaan senang
dan tidak senang.
c) Naturalism
Romantik dari Rosseau
Menurut Jean Jacques
Rosseau, seorang anak memiliki potensi-potensi yang masih terpendam. Melalui
belajar, anak harus diberi kesempatan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
2. Teori
behaviorisme
Teori ini menekankan
pada perilaku atau tingkah laku seorang individu, dengan cirri- ciri:
menekankan peranan lingkungan, pembentukan reaksi atau respons, dengan cara
saling berinteraksi dengan orang lain.
Teori behaviorisme
sendiri dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Koneksionisme
Tingkah laku manusia
diawali dari hubungan antara sesama makhluk hidup. Tokoh yang terkenal dalam
teori ini adalah Thorndike, yang mengemukakan 3 prinsip dalam belajar, yaitu
law of readiness, belajar akan berhasil jika seorang individu memiliki niat
yang kuat. Kedua, law of exercise, belajar akan berhasil jika banyak latihan.
Ketiga, law of effect, belajar akan semangat bila mendapatkan hasil yang baik.
b. Teori
Pengkondisian
Belajar merupakan suatu
upaya untuk membentuk perilaku atau kebiasaan pada seseorang. Contoh:
membiasakan mandi dan belajar pada jam- jam tertentu. Kegiatan tersebut pasti
akan dilakukan oleh seseorang karena hal tersebut sudah menjadi kebiasaan atau
dikondisikan.
c. Teori
Penguatan
Yaitu respon atau
tindakan yang diambil oleh seseorang yang diperkuat dengan pemberian hadiah.
3. Teori
Cognitive, Gestalt, dan Field
·
Teori kognitif
Individu merupakan
partisipan aktif dalam proses memperoleh dan menggunakan pengetahuan. Individu
berfikir aktif dalam memperluas wawasannya.
·
Teori Gestalt
Penekanan dalam
pemahaman dalam berinteraksi.
·
Teori Field(Medan)
Merupakan tujuan hidup
yang ingin dicapai oleh setiap individu.
25. Penilaian Perilaku
Penilaian sikap/perilaku adalah
penilaian yang diberikan guru terhadap sikap siswa tentang objek sikap
tertentu. Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak atau merespon
dengan cara tertentu terhadap objek sikap tertentu. Kecenderungan bertindak ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor kognisi, afeksi, dan konasi dari sikap
seseorang. Faktor kognisi sikap adalah pandangan atau persepsi, keyakinan atau
kepercayaan, dan nilai-nilai tertentu seseorang terhadap objek sikap tertentu.
Menurut
George J. Mouly (1967) sikap memiliki tiga komponen :
1.
Komponen
afektif --- kehidupan emosional individu, yakni perasaan tertentu (positif atau
negatif) yang mempengaruhi penerimaan atau penolakan terhadap objek sikap,
sehingga timbul rasa senang-tidak senang, takun-tidak takut.
2.
Komponen
kognitif --- aspek intelektual yang berhubungan dengan bilief, idea atau konsep
terhadap objek sikap.
3.
Komponen
behavioral --- kecenderungan individu untuk bertingkah laku tententu terhadap
objek sikap.
26.
Fungsi dan Tujuan Penilaian Perilaku
Fungsi dari adanya melakukan penilaian perilaku terhadap siswa
adalah Guru dapat menyadari pentingnya dan perlunya penilaian perilaku terhadap
siswa.
Tujuan
penilaian perilaku terhadap anak dapat memberikan sebuah pengalaman dan pembelajaran
sebagai berikut:
1. Siswa menjadi tahu apa yang menjadi kekurangannya
dalam belajar melalui sikapnya.
2. Penilaian dapat juga dipergunakan untuk
menyadarkan anak terhadap kesalahannya.
3. Penilaian dapat dijadikan petunjuk dalam
memperbaiki sikapnya dalam belajar.
Sikap dapat diukur dengan metode/teknik :
1.
Measurement by
scales --- pengukuran sikap dengan menggunakan skala --- munculah skala sikap.
2.
Measurement by
rating --- pengukuran sikap dengan meminta pendapat atau penilaian para ahli
yang mengetahui sikap individu yang dituju.
3.
Indirect method
--- pengukuran sikap secara tidak langsung yakni mengamati (eksperimen)
perubahan sikap/pendapat.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
diambil penulis setelah menyelesaikan makalah ini adalah :
1.
Psikologi Pendidikan adalah suatu
pembelajaran yang dapat digunakan sebagai acuan para pendidik untuk mendidik
siswanya.
2.
Penilaian perilaku juga merupakan aspek
penting yang harus dimiliki setiap pengajar dalam memberikan nilai suatu anak
didiknya.
3.
Pengajar harus mampu memahami penilaian
yang non fisik terhadap siswa supaya dapat memberikan pengalaman dan solusi
bagi anak didiknya.
4.
Penilaian dapat
dijadikan petunjuk dalam memperbaiki sikapnya dalam belajar.
5.
Fungsi
penilaian perilaku adalah agar para pengajar mempunyai bekal menilai selain
dari ujian dan test.
B.
Saran
1.
Diharapkan para pengajar dapat menghargai
dan memahami anak didiknya.
2.
Diaharapkan siswa dapat menjaga dan
memperbaiki perilakunya, terutama di lingkungan masyarakat.
3.
Semoga dengan adanya penilaian perilaku,
semua yang terlibat dapat menjaga diri dan memperbaiki diri bukan untuk
dinilai, tetapi karena keinginan sendiri.
4.
Semoga para pembaca memberikan masukan
kepada kami agar makalah ini dapat sempurna.
semoga bermanfaat...
menarik infonya :)
BalasHapusAlhamdulillah,sangat membantu sekali untuk lebih memahami apa itu psikologi pendidikan :)
BalasHapus